Cerita Sex Hubungan Terlarang Di Dua Pihak Sekaligus
Esok harinya saya ajaknya jalanan nikmati kota Jakarta dan sebelumnya sempat kenalan dengan Ratna dan cowoknya yang kebenaran berjumpa waktu kembali shopping di TA. Royal saudaraku yang ini, belanjaannya banyak dan semua bermerek, saya saja sampai menggeleng kepala menyaksikannya. Malamnya setelah dari undangan yang diselenggarakan dalam suatu restaurant eksklusif di ibu-kota, saya segera jatuhkan diri ke kasur sesudah melepas gaun pestaku dan tersisa celana dalam pink saja. Saya tiduran bugil di tempat tidur renggangkan otot-ototku sekalian menanti Yessica yang menggunakan kamar mandi, ia barusan minum alkohol agak banyak, kemungkinan ia muntah-muntah dalam sana kali pikirku.
Cersex Bergambar – �Yes, sekaligus ambilin kaos gua di gantungan pakaian dalam donk,� pintaku saat ia keluar limabelas menit selanjutnya, matanya terlihat sayu karena dampak alkohol dan kecapekan.
Ia memberi kaos itu padaku lantas mintaku menolong melepas kait belakang gaun malamnya. Sesudah menggunakan kaos, saya buka kait dan turunkan resleting gaunnya. Yessica juga memeloroti gaunnya hingga nampaklah dadanya yang montok, ukuran tidak jauh berbeda dengan punyaku, hanya putingnya lebih kecil sedikit dari punyaku. Cuma secara dengan celana dalam G-string ia berjongkok di muka kopornya cari baju tidur.
�Kenapa Ci? Kok melihatin gua terus, jangan-jangan lu..?� ucapnya nyengir sebab menganggap kusaksikan terus badannya sekalian memperbandingkan dengan badanku.
�Yee.. Tidak lah yaw!! Dasar negative thinking saja lo ah!� ujarku sekalian ketawa.
Malam itu, sekalian tiduran kami ngobrol-ngobrol, perbincangan kami cukup hebat dari permasalahan mode, kuliah, cinta dan seks hingga bukanlah tertidur, kami justru terlarut dalam percakapan dan canda-tawa. Ditambah lagi saat masuk topik sex dan saya bercerita dengan jelas kehidupan seksku yang liar, ia terpesona akan keliaranku dan keliatannya ia terangsang.
Tetapi saat gilirannya menceritakan, situasi menjadi serius, di sini ia bercerita dianya sedang ribut besar dengan kekasihnya yang serong dengan cewek lain, saya dengan penuh perhatian dengarnya sharing padaku. Terlihat matanya berkaca-kaca dan setetes air mata menetes dari matanya yang sipit, ia merengkuh bantal lantas menangis sesenggukan dibaliknya. Sebagai wanita yang sama sebelumnya pernah dikhianati pria, saya memahami hatinya, karena itu kurangkul ia dan kuelus-elus punggungnya untuk menentramkannya. Saya berusaha keras melipurnya supaya tidak begitu terlarut dalam duka cita dan memberi air putih kepadanya.
Sesaat selanjutnya tangisnya mulai berkurang, dengan tetap sesegukan ia panggil namaku.
�Hh-mm.. Apa?�
�Ci, barusan lu katakan lu sebelumnya pernah membuat film bokep individu kan ya (episodeku yang disyuting Verna, baca �Pembalasan Verna�)?�
�Mm.. Iya, so what?� jawabku sekalian menggangguk.
�Boleh gua simak tidak, hitung-hitung pembasmi stress.. Bisa ya?�
�Ehh.. Eh.. Bagaimana ya? Saat ini?� saya kebingungan karena risi jika film pribadiku disaksikan seseorang.
Pada akhirnya karena dipaksa terus dan ingat sama cewek ini, aku juga berserah. Kunyalakan computer di seberang ranjangku dan ambil VCD-nya yang kusimpan di almari. Yessica ialah orang pertama di luar geng-ku yang dulu pernah melihat vcd ini. Gambar di monitor computer menunjukkan diriku sedang dikerjai beberapa tukang bangunan, dan episode sex umum di mana Verna terakhir mengambil sisi didalamnya membuat jantung kami berdebar. Yessica nyengir-nyengir saat melihatku yang semula berontak pada akhirnya kalah dan nikmati disetubuhi oleh empat kuli bangunan tersebut.
�Hi� hi� hi� Malu ingin nih yee!� godanya yang kutanggapi dengan mencubit pahanya.
Saya rasakan vaginaku becek sesudah melihat film yang kubintangi sendiri itu, kurasa hal yang juga sama dirasakan oleh Yessica karena waktu menonton barusan ia kerap menggesek-gesekkan pahanya.
�Ci, gua ingin donk membuat bokep individu kaya lu� pintanya yang membuatku terkejut.
�Ngaco lu, jangan yang nggak-nggak ah, kelak gua disebut ngerusak anak orang kembali, nambah-nambah dosa gua saja!� saya menampiknya.
�Aahh.. Ayolah Ci, lagian gua sudah tidak perawan ini, telah basah menjadi tanggung sekaligus saja mandi�
�Jangan Yes, gua tidak sedap ke lu�
�Ayolah, gua hanya ingin ngebales saja kok, Napoleon membalasnya berselingkuh saat mengetahui istrinya serong, itu baru adil, ya kan� ucapnya berlagak sejarah.
�Ya.. illah.. Napoleon saja sampai bawa-bawa, kalaulah gua ingin, membuatnya sama siapa, cowoknya mana?�
�Di villa saja Ci, penjaga villa lu tetap kerja di situ kan? Sesekali gua ingin mencoba bagaimana rasanya kontol daerah nih, please�
Karena dipaksa terus dan ia sendiri yang meminta, karena itu aku juga mau tak mau menyepakatinya, lagian saya sendiri telah lama tidak bertandang ke situ, tentu Pak Joko dan Taryo suka apalagi saya ke situ bawa �barang baru�.
Kami tidur sekitaran jam duabelas dan bangun jam delapan pagi. Sesudah makan pagi, kami mengepaki barang bawaan, lantas pamit pada mamaku beritahukan jika kami akan ke villa. Saya menggunakan pakaian untuk situasi santai berbentuk halter neck merah yang menunjukkan punggungku dipadukan celana pendek jeans yang ketat. Yessica menggunakan gaun terusan mini yang menggantung sejengkal di atas lutut, rambutnya yang panjang diikat ke belakang dengan capit rambut Tare Panda. Kami pergi dari Jakarta sekitaran jam sepuluh dan datang di tujuan jam satu lebih, karena berlibur yang mengakibatkan jalan cukup macet.
�Sudah siap lu Yes? Jika ingin berbeda pikiran belum terlambat saat ini, tetapi jika mereka telah ngerjain lu, gua tidak dapat apapun lagi� tanyaku saat mau dekat.
�I�m ready for it, lagian gua ingin tahu rasanya disetubuhi itu kaya apa� ucapnya percaya.
Kamipun sampai ke villaku, Pak Joko buka pintu garasi sesaat sesudah kubunyikan klakson.
�Waduh Neng, telah lama kok tidak kesini.. Bapak rindu nih!� sapanya menyongsong kami.
�Iya Pak.. habis Citra repot sekali sich di Jakarta, jika liburan baru dapat bermain,� kataku, �O.. Iya Pak, kenalin itu ponakan Citra, namanya Yessica�
Pak Joko terpesona melihat Yessica yang barusan turun dari mobil, Yessica menggangguk dan tersenyum kepadanya. Kusuruh Yessica menempatkan dahulu tasnya di dalam kamar sementara kami keluarkan barang, sesudah ia masuk, Pak Joko bicara dengan suara perlahan padaku.
�Eh.. Neng, Neng Yessica itu bisa dientot apa tidak, habis nge-gemesin sekali sich, ayunya itu loh�
�Idih, Bapak kotor ah.. Dateng-dateng langsung mikirnya gitu�
�Duh, maaf-maaf Neng jika tidak bisa, Bapak khilaf Neng�
�Nggak kok Pak, Bapak tidak salah, malah ia yang ngajak kesini meminta digituin, justru meminta disyuting kembali Pak, Bapak ingin kan disyuting, tenang saja Pak buat koleksi individu kok�
Pria 1/2 baya itu memperlihatkan gestur suka dengar jawabanku, ia segera segera ingin menjumpai Yessica untuk segera mulai. Tetapi cepat-cepat kutahan dengan menarik lengannya.
�Eh.. Sabar-sabar Pak tunggu dulu donk, kita harus mencari situasi dahulu agar lebih hot, lagi an kita lapar nih ingin makan siang dahulu, Bapak sekaligus turut makan saja yah� kataku sekalian memberikan sekotak ayam goreng KFC dan memerintahnya mempersiapkan nasi.
�O iya Pak, sang Taryo ada tidak? Ingin manggil ia nih� tanyaku pada Pak Joko yang bersih-bersih.
�Wah kurang tahu tuch Neng, telephone saja dulu�
Aku juga lantas menghubungi vila samping, baru kujawab teleponnya sesudah seringkali di situ katakan �halo.. Halo.. Siapa ini?� untuk mengenal suaranya. Sesudah percaya itu suara Taryo saya lantas mengundangnya kesini dan mengungkapkan tujuanku. Pasti ia suka sekali disodori semacam itu, tetapi ia hanya dapat temani ini hari saja karena ia katakan esok siang majikannya ingin tiba liburan. Saat kututup telephone, dibelakangku Yessica barusan turun dari tangga lantai atas.
Itil V3
�Ngapain saja lu, lama sangat beresin barang, yok makan dahulu, lapar nih!� kataku.
�Duh sori barusan sakit di perut, terpaksa serahkan dahulu ke WC deh�
Saya memberikan saran bagaimana jika kita makan di taman belakang dekat kolam renang saja, mumpung cuaca bagus, kusuruh Pak Joko melangsungkan alas seperti rekreasi. Saat kembali bersih-bersih bel mengeluarkan bunyi, itu tentu Taryo pikirku. Saya memerintah Pak Joko melanjutkan bersih-bersih sementara saya di depan membuka pintu.
Taryo, sang penjaga villa tetangga, ada di depan pintu dan secara langsung merengkuhku demikian pintu kututup. Kami berangkulan dengan bibir sama-sama berpagutan, tangannya mengelusi punggungku turun sampai stop di bokong, di situ ia remas pantatku yang montok. Terasanya sepasang pacar yang telah lama tidak berjumpa dan sama-sama melepaskan kangen saja dech, what.. Taryo menjadi pacarku? Tidak lah yaw.. Just as seks mitra!
�Mmhh.. Jangan saat ini ah, ingin makan dahulu, yok sekaligus gua kenalin sama ponakan gua!� saya melepas dekapannya saat sebelum ia melakukan tindakan lebih jauh ingin memelorotkan celanaku.
�Ehehehe.. habis rindu sekali sama neng sich, apalagi neng tambah elok jika rambutnya kaya sekarang� ucapnya sekalian memberi komentar rambutku yang telah lebih panjang dari yang dahulu (sekarang telah sentuh pundak) dan kembali kuhitamkan.
Saya memberi piring dan sendok garpu kepadanya dan ajaknya ke taman. Disitu Pak Joko dan Yessica baru menyendok nasi dan fried chicken ke piringnya. Kami mulai makan dalam situasi rileks, percakapan nakal mereka memeriahkan situasi, justru sekali saya nyaris terselak karena ketawa. Taryo menentramkan dengan menepuk-nepuk punggungku dan dadaku, ujungnya masih tetap meremas payudaraku.
�Apa sich pegang-pegang justru tambah kesedak tahu!� omelku sekalian menepiskan tangannya.
Perlahan-lahan Yessica mulai terlatih dengan situasi semacam ini, dengan keudikan ke-2 orang ini, bahkan juga ia mulai berani jawab waktu ditanyakan serba aneh oleh mereka.
�Tuh, pahanya satu kembali, habisin saja Pak!� tawarku.
�Paha? Mana paha?� celoteh sang Taryo berpura-pura bego sementara tangannya raih pahaku.
Langsung kutampik kembali tangannya dan disongsong gelak-tawa. Sesudah semua usai makan limabelas menit selanjutnya kusuruh Pak Joko dan Taryo bersihkan piranti makan dan mencucinya dulu sekaligus menanti makanan di perut turun.
�Dah tidak risi kembali kan, habis ini kita action nih, siap tidak?� tanyaku pada Yessica.
�Siapa takut, lagian gua senang dapat ngebales sang brengsek itu, agar ia mengetahui cewek bisa juga serong, apalagi gua selingkuhnya dengan orang yang tidak pernah ia sangka� jelasnya.
�Tuh mereka telah kelar Yes, showtime� kataku menyaksikan ke-2 penjaga villa itu keluar, �Pak Joko, tolong handycamnya tetap di atas meja dalam�
Pak Joko juga masuk kembali dan keluar bawa handycamnya. Kami duduk melingkar di alas, saya memberikan perintah bak seorang sutradara. Kuperingatkan pada ke-2 pria itu supaya tidak menyentuhku dahulu sepanjang saya mensyuting, supaya hasilnya optimal, tidak goyang seperti hasil shooting Verna.
Sesudah semua siap, ke-2 nya rapatkan duduk mereka pada Yessica, kelihatan ia cukup gugup dibikinnya.
�Santai saja Yes, nanti santai kok� saranku.
Camera kunyalakan, tanpa diminta kembali ke-2 nya mulai lebih dulu. Pak Joko menempatkan tangannya di paha Yessica yang duduk bertimpuh, tangan itu merabai pahanya secara perlahan-lahan dan membuka roknya. Taryo di samping kanan meremas payudaranya, kelihatannya cukup keras karena Yessica meringis dan mendesah lebih panjang. Sementara lidahnya menjilat-jilati leher tingkatan Yessica, ke atas terus menggelikitik kupingnya dan sapu mukanya yang mulus.
Tangan Pak Joko telah masuk ke rok Yessica yang terkuak, diremasinya kemaluannya yang tetap tertutup celana dalam putih tipis yang menunjukkan bulu kemaluannya. Pria kurus itu buka resleting celananya sampai penisnya yang telah tegak menyembul keluar, lantas tangan Yessica digenggamkan kepadanya dan diminta mengocaknya. Bibir imutnya dipagut oleh Taryo, mereka berciuman dengan hot, lidah mereka keluar sama-sama jilat dan belit. Sekalian berciuman Taryo turunkan resleting punggung Yessica lantas memeloroti pakaiannya melalui pundak, dimintanya Pak Joko memeloroti yang samping kiri, sesudahnya bra-nya mereka lucuti juga. Sekarang payudara montok saudaraku yang elok ini
Pak Joko langsung mencaplok susu kirinya dengan liar dan garang, pipinya sampai kempot mengisap benda itu, saya dekatkan handycam agar semakin konsentrasi ke peristiwa tersebut.
�Gimana Pak? Manis tidak susunya?� tanyaku sekalian mensyuting.
�Mantap neng, ini baru cocok susunya!� ia melepaskan sesaat emutannya untuk memberi komentar lantas menyusu lagi dan mengorek-ngorek kemaluannya, tangan yang lain mengelusi punggung Yessica.
Taryo tetap terus menciuminya, lidahnya terus sapu rongga mulutnya, begitupun Yessica dengan liar beradu lidah dengannya. Jempol Taryo menggesek-gesek putingnya diselipin pencetan dan pelintiran. Yessica sendiri semakin intensif mengocaki penis Pak Joko hingga penjaga villaku ini mau tak mau menghentikannya karena tidak ingin cepat-cepat keluar. Sekarang ia suruh ponakanku menunduk (hingga tempatnya 1/2 tiduran ke samping) dan mengoral penisnya. Dengan bergairah, Yessica layani penis Pak Joko dengan mulut dan lidahnya, sebelumnya ia jilati buah pelir dan batangannya dengan skema turun-naik, sampai di kepalanya menyengaja ia gelitik dengan lidahnya dan dikulum sesaat. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang kenikmatan sekalian meremasi payudaranya yang menggantung.
Taryo menarik gaun itu ke bawah sampai lepas, susul celana dalamnya. Sesudah menelanjangi Yessica, ia melepas pakaiannya sendiri. Diobok-oboknya vagina Yessica dengan jari-jarinya, lubang itu juga makin becek karena perlakuannya, cairannya terlihat menetes keluar dan membasahi jarinya.
�Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!� desah Yessica ditengah-tengah kegiatan menyepongnya.
Selanjutnya Pak Joko tiduran di alas dan ia suruh Yessica naik ke mukanya, ternyata ia ingin menjilat-jilati vaginanya. Giliran saat ini Taryo yang dikaraoke, penisnya yang hitam berurat dan lebih besar dibanding Pak Joko dikocak-kocok oleh Yessica yang mengemut pelirnya. Ia menyentil-nyetilkan lidahnya pada lubang kencingnya hingga Taryo mengeluh nikmat.
�Ayo donk Neng, masukkan saja, jangan hanya membuat geli gitu� kata Taryo sekalian menekan penis itu masuk ke dalam mulutnya, lantas mukanya juga ia pencet dalam-dalam karena sangat tidak sabarnya hingga mata Yessica membelakak karena sesak. Ia meronta ingin melepas benda itu dari mulutnya, tetapi tangan Taryo yang kuat meredam kepalanya.
�Sudah donk Tar, jangan sadis begitu ah, dapat mati tercekik ia, kontol lu kan gede� bujukku supaya Taryo memberikannya sedikit kelegaan.
�Non Yessicanya senang kok Neng, tuch faktanya!� tepis Taryo menunjukkan Yessica yang sekarang justru memaju-mundurkan kepalanya mengoral penisnya, tetapi kepalanya masih tetap dipegangi hingga tidak dapat lepas.
Camera kudekatkan ke muka Yessica yang sedang asyik mengulum penis Taryo, mulutnya penuh berisi oleh tangkai besar itu hingga cuma kedengar desahan ketahan. Selanjutnya kuarahkan ke bawah ambil episode Pak Joko sedang melumat vaginanya, ia menjulurkan lidahnya sapu bibir vaginanya. Tangan kanannya mengelus-elus bokong dan pahanya yang mulus, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati payudaranya.
Gestur kenikmatan Yessica kelihatan dari gerak pinggulnya yang meliuk. Lidah Pak Joko menjilat lebih dalam , digunakannya dua jemari untuk buka bibir vaginanya dan disapunya wilayah itu dengan lidahnya. Kemaluannya menjadi tambah basah baik oleh ludah atau cairan vaginanya sendiri. Meskipun terangsang berat saya tetap mensyuting mereka sekalian kadang-kadang meremas payudaraku sendiri, kemaluanku mulai lembab.
�Emmh.. Emmhh.. Angghh!� Yessica mendesah ketahan dengan mata merem-melek, tangannya meremasi rambut Pak Joko di bawahnya.
Cairan bening menetes membasahi vaginanya dan mulut Pak Joko. Pak Joko semakin dekatkan mukanya ke selangkangannya dan mengisap vaginanya sepanjang lebih kurang lima menit, sepanjang itu badan Yessica menggeliat luar biasa dan sepongannya pada penis Taryo semakin semangat. Senang nikmati vagina, Pak Joko menarik keluar kepalanya dari kolong Yessica. Ia ambil sikap duduk dan meningkatkan Yessica ke pangkuannya. Tangannya yang satu buka lebar bibir vaginanya dan lainnya menuntun penisnya masuk lubang tersebut.
Taryo cukup memahami kondisinya dengan biarkan Yessica melepaskan penisnya yang dioral untuk atur posisi dahulu. Yessica turunkan badannya menempati penis Pak Joko sampai penis itu melesak ke dalamnya disertai erangan panjang. Pak Joko melenguh nikmat karena capitan vagina Yessica yang kuat tersebut. Saya dekatkan camera ke selangkangan mereka supaya bisa meng-close-up episode tersebut. Yessica mulai turun-naik di pangkuannya, payudaranya diremasi dari belakang oleh Pak Joko.
Kembali Taryo masukkan penisnya ke dalam mulut Yessica langsung disongsong jilatan dan kuluman. Kurang dari 5 belas menit, Taryo telah mengeluh tidak karuan sekalian menekan kepala Yessica.
�Hhmmpphh.. Oohh.. Keluar Neng!� begitu erangnya panjang.
Pipi Yessica sampai kempot menghisapi sperma Taryo, tetapi luar biasanya belum terlihat setetespun cairan itu menetes keluar mulutnya, walau sebenarnya ketika yang masih sama Pak Joko sedang memacunya dari bawah. Sampai erangan Taryo perlahan-lahan berkurang, ia mulai melepaskan penis itu dan menjilat-jilati beberapa sisa sperma di batangnya. Penis Taryo terlihat sedikit berkurang sesudah menumpahkan didalamnya.
�Wuihh.. Gile benar sepongan Neng Yessica tidak kalah atas Neng Citra� komentarnya.
Camera kudekatkan ke muka Yessica yang menjilat-jilati beberapa sisa sperma di penis Taryo dengan rakus. Sekalian men-charge penisnya, Taryo bermain dengan payudara Yessica, ke-2 bongkahan kenyal itulah caplok dengan telapak tangannya dan dihisapi berganti-gantian. Kulit payudara yang putih itu telah memeras karena cupangan Taryo. Suara erangan sahut-menyahut memanasi situasi.
Yessica terus menaik-turunkan badannya secara semangat, makin lama semakin cepat dan mulutnya menceracau tidak karuan.
�Oohh.. Aauuhh.. Aahh!� lolongnya dengan kepala mendangak ke langit bersama dengan badannya yang melafalkanng, didekapnya kepala Taryo erat-erat hingga mukanya tenggelam di belahan payudaranya. Peristiwa cantik ini terabadikan lewat handycamku dan terang-terangan saya sendiri telah terangsang berat dan ingin selekasnya gabung, tetapi kelihatannya belum waktunya, kelihatannya mereka berdua sedang gitul-getolnya mengolah Yessica sebagai barang baru dibanding saya yang seringkali mereka kerjai.
Yessica roboh di atas badan Pak Joko dengan penis tetap tertanam. Pak Joko mendekapnya dan mencumbunya mesra, lidah mereka berpaut dan sama-sama mengisap. Sekarang Taryo yang senjatanya telah di reload minta gilirannya. Pak Joko juga turunkan Yessica dari badannya dan ke saat ambil minum. Ke-2 pergelangan kaki Yessica dipegangi Taryo lantas ia rentangkan pahanya lebar-lebar. Sesudah meningkatkan ke-2 betisnya ke pundak, Taryo menyentuhkan kepala penisnya ke bibir vaginanya.
Meskipun vagina itu telah basah, tetapi karena penis Taryo termasuk besar, lebih besar dibanding Pak Joko, Yessica meringis dan mengeluh kesakitan saat lubang senggamanya yang rapat diterobos benda hitam itu, badannya tegang sekalian meremasi alas di bawahnya, mungkin ia belum terlatih dengan penis semacam itu. Taryo sendiri mengeluh nikmat karena himpitan dinding vaginanya
�Uuuhh.. Uhh.. Sempit sekali sich, asoy!� erangnya saat lakukan penetratif.
Saya sebagai juru camera telah terlampau meresapi sampai tidak sadar jika tangan kiriku menyelusup melalui bawah bajuku dan memijiti payudaraku sendiri, kuputar-putar putingku yang telah mengeras dari barusan. Taryo mulai gerakkan penisnya perlahan-lahan yang ditanggapi Yessica dengan rintihannya. Pak Joko datang dari dalam, ia bertimpuh dari sisi mereka lantas menempatkan tangan Yessica pada penisnya. Ia nikmati penisnya dipijat Yessica sekalian meremas payudaranya.
Taryo meningkatkan tempo bermainnya, disikatnya Yessica kadang-kadang digoyangkannya ke kanan dan kiri untuk macam, tidak ketinggal tangannya meremasi bokongnya yang montok. Yessica makin menggelinjang kenikmatan, desahannya juga makin ekspresikan rasa nikmat bukan sakit. Pak Joko menundukkan tubuhnya supaya bisa menyusu dari payudaranya, diemut-emut dan diambilnya puting itu dengan mulutnya.
Sekitaran limabelas menit selanjutnya mereka ganti posisi karena Pak Joko mau mencoblos kembali. Ini kali tanpa melepaskan penisnya Taryo mengusung badan Yessica, ia sendiri membaringkan diri di alas hingga Yessica sekarang diatasnya. Selanjutnya Pak Joko memerintahnya supaya mengusung pinggulnya, Yessica lantas mencondongkan tubuhnya di depan hingga bokongnya menungging dan payudaranya pas di atas muka Taryo.
�Bapak tusuk di bokong yah Neng, tahan yah kalau cukup sakit� kata Pak Joko minta izin.
�Jangan terlampau kasar yah Pak, saya takut tidak tahan� kata Yessica dengan suara lemas.
�Engghh.. Pak!� erangnya saat Pak Joko masukkan telunjuknya ke anusnya, lantas ia masukan jemari tengahnya sekalian diludahi dan digerak-gerakkan untuk melicinkan jalan untuk penisnya.
Sesudah merasa cukup, Pak Joko mulai masukkan barangnya ke situ, keliatannya sulit hingga ia harus gunakan langkah ulur tarik, keluarin satu senti masukan tiga senti sampai menancap cukup dalam dan sesudah separuhnya lebih dengan sedikit tenaga ia hujamkan sampai mentok.
�Akkhh.. Sakit..!!� erangannya berbeda menjadi jeritan saat bokongnya dihujam semacam itu.
Ke-2 penjaga villa ini seperti kuda liar mengolah ke-2 lubang senggama ponakanku, ke-2 badan hitam yang menekan badan putih mulus itu ibarat sebuah daging ham antara dua roti hangus, mereka telah bermandikan keringat dan terlihat sesaat lagi akan capai pucuk. Saya semenjak barusan repot beralih mana-mana untuk cari pojok yang baik.
Yessica mulai melafalkanng dan mengeluh panjang mengidentifikasi klimaksnya. Tetapi ke-2 penjaga villa itu tanpa perduli terus memacunya sampai beberapa saat selanjutnya. Mereka mengambil penisnya dan menelentangkan Yessica di alas. Mereka cukup memahami keinginan Yessica supaya tidak buang dalam karena sedang saat subur, Pak Joko menumpahkan ke muka dan mulutnya, dan Taryo ke perut dan dadanya. Walaupun masih lemas, Yessica masih tetap menggosokannya sperma itu ke tubuhnya. Ke-3 nya tiduran dan atur lagi napasnya.
�Gimana Yes, senang tidak?� tanyaku.
�Aduh Ci.. Lemas sekali, seperti tidak dapat bangun kembali rasanya dech!� jawabannya lemas dengan tersisa tenaganya.
�Gimana Bapak-Bapak, masih kuat tidak? Gua tidak bisa nih!� kataku pada ke-2 orang tersebut.
�Iya nanti Neng, harus isi tenaga dahulu nih!� jawab Pak Joko.
�Ya telah istirahat saja dahulu, gua ingin minum nih haus!� kataku tinggalkan mereka dan ke arah ke.
Saya tuangkan air dingin dari kulkas dan meminum. Sesudah tutup pintu kulkas dan membalik tubuh mendadak Taryo telah di belakangku, terkejut saya sampai gelas pada tanganku nyaris jatuh.
�Duh.. Ngagetin saja lu Tar, dateng tidak kedengeran begitu kaya setan saja!� omelku, �Ngapain? Mo minum?�
Tanpa berbicara ia ambil gelas yang kusodorkan dan meminum. Saya menyaksikan badannya yang telanjang, penisnya dalam posisi 1/2 tegang, pelirnya menggantung di pangkal pahanya seperti kantung air. Sesudah berbasa-basi sesaat saya dekati dan merengkuhnya, berangkulan mulut kami mulai sama-sama memagut, lidah berjumpa lidah, sama-sama jilat dan sama-sama belit, kugenggam penisnya dan kupijati. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan bokongku lalu ia remasi.
Selanjutnya kuajak ia ke ruangan tengah lantas kupersilakan ia duduk di atas sofa. Saya berdiri di hadapannya dan melepaskan bajuku satu-satu sampai tidak tersisa apapun itu di tubuhku dengan pergerakan erotis. Saya stop pas di depannya yang duduk, terlihat ia terbengong-bengong melihat keelokan badanku, tangannya merabai paha dan bokongku.
�Neng pangkas jembut yah, menjadi rapi dech hehehe..� komentarnya pada bulu kemaluanku yang kemarin kurapihkan pinggir-pinggirnya sampai memiliki bentuk memanjang.
Menanggapinya saya cuma tersenyum sambil dekatkan kemaluanku sejengkal dan sejajar dari mukanya, sama seperti yang telah kuduga, ia segera menyantapnya dengan rakus.
�Eemmhh.. Yess!� desahku demikian lidahnya sentuh vaginaku.
Kurenggangkan ke-2 pahaku supaya lidahnya dapat menelusuri lebih luas. Sapuan lidahnya demikian oke telusuri celah-celah kepuasan pada kemaluanku. Saya mendesah lebih panjang saat lidahnya berjumpa klitorisku yang peka. Mulutnya terkadang menghisap dan terkadang meniupkan angin hingga memunculkan kesan hebat. Sementara tangannya terus meremas bokongku dan kadang-kadang mencucuk-cucuk duburku. Saya mengeluh sekalian meremas rambutnya sebagai tanggapan permainan lidahnya yang liar. Senang menjilat-jilati vaginaku, ia menyuruhku duduk ke samping di pangkuannya. Dengan liarnya ia segera mencaplok payudaraku, putingnya dikulum dan dijilat, tangannya menyelusup antara pahaku ke arah vagina. Selangkanganku berasa makin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang vaginaku.
Selainnya payudaraku, ketiakku yang bersih juga tidak lepas dari jilatannya hingga memunculkan kesan geli, kadangkala dihirupnya ketiakku yang beraroma minyak wangi bersatu keringatku. Tanganku menjalar ke bawah cari penisnya, benda itu sekarang sudah mengeras lagi seperti batu. Kuelusi sekalian nikmati rangsangan-rangsangan yang diberi padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari vaginaku demikian ia keluarkannya. Diberikannya jarinya ke mulutku langsung kujilati dan kukulum, berasa sekali wewangian dan rasa cairan yang telah dekat denganku.
Badanku ditelentangkan di atas meja ruangan tamu dari batu granit hitam itu sebelumnya setelah ia singkirkan beberapa benda diatasnya. Napasku semakin mengincar saat penis Taryo menyetuh bibir vaginaku.
�Cepet Tar, masukkan yang lu donk, tidak tahan kembali nih!� pintaku sekalian buka pahaku lebih lebar seakan melawannya.
Karena mejanya pendek, Taryo harus menekuk lututnya 1/2 berjinjit untuk menusukkan penisnya. Saya menjerit kecil merasa perih karena langkah memasukkan yang sedikit kasar. Seterusnya kami terlarut dalam birahi, saya mengeluh sejadi-jadinya sekalian menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Sekarang ia berdiri yang tegak memegang ke-2 pergelangan kakiku, hingga bokongku terangkut dari meja. Payudaraku terbuncang-guncang meng ikuti irama goyangannya yang kasar.
Dalam kurun waktu duapuluh menit saja saya telah dibikinnya orgasme panjang sementara ia belum memperlihatkan pertanda akan keluar.
Saat ini ia mengubah posisi dengan turunkan 1/2 badanku dari meja, dibikinnya saya nungging dengan ke-2 lututku bertopang di lantai, tapi tubuh atasku tetap di meja hingga ke-2 payudaraku tertekan di situ. Ia menusukku lagi, tetapi ini kali dari belakang, posisi semacam ini membuat sikatannya berasa semakin deras saja.
Saya turut menggoyahkan bokongku hingga kedengar suara tubuh kami beradu yakni bunyi plok.. plok.. tidak teratur yang bersatu baur dengan erangan kami. Selang beberapa saat saya kembali orgasme, badanku lemas sekali sebelumnya setelah melafalkanng luar biasa, keringatku telah menetes-netes di atas meja.
Tetapi kelihatannya Taryo belum juga usai, terlihat dari penisnya yang tegang. Saya hanya diangkat dan dibaringkan di atas sofa, cukup saya dapat istirahat sesaat karena ia sendiri ucapnya kelelahan tetapi tetap belum keluar. Kami mengumpulkan lagi tenaga yang tercerai-berai.
�Yessica sama Pak Joko mana Tar? Kok tidak masuk-masuk?� tanyaku perlahan.
�Nggak tahu Neng, mungkin mulai ngentot kembali di luar, kita saksikan saja yok!�
�Oo� kalau begitu nanti saja dech, masih lemas�
Tetapi sebagai jawabnya Taryo justru menggendong badanku dan membawaku ke kebun. Di situ Yessica atau Pak Joko tidak ada yang terdapat cuma pakaian mereka yang bertebaran di atas alas. Sayup-sayup kedengar suara desahan tidak jauh disini, persisnya dari kolam renang.
Dengan menggendongku, Taryo membelok ke kanan ke arah kolam. Di situ kami menyaksikan di kolam wilayah dangkal Pak Joko sedang asyik memacu ponakanku dari belakang dengan doggy model. Yessica mendesah-desah dan kadang-kadang menjerit kecil terima sikatan Pak Joko, rambut panjangnya sekarang basah oleh air dan tergerai karena ikat rambutnya telah dilepaskan.
�Neng, kita nyebur yok, agar seger� mengajak Taryo.
Saya mengganggukkan kepala menyepakatinya, diapun mengambil langkah turun ke air, di situ badanku ia turunkan sampai tergenang air. Hmm.. Rasanya dingin dan beri kesegaran, kelihatannya keletihanku cukup terobati oleh air.
�Masih kuat Pak Joko, semenjak kapan mulainya kembali nih?� sapa Taryo.
�Kuat donk, buat neng-neng elok ini kapan kembali,� sahut Pak Joko di tengah-tengah kegiatannya.
Air kolam memendamku sampai dada ke atas, saya sandaran pada dinding kolam mengurangi otot-ototku. Taryo mendekati lagi dan menekan badanku. Diciumnya saya dibibir sesaat lantas kecupannya menjalar ke telinga dan leher hingga saya menggelinjang geli. Penisnya kugenggam lantas kukocok dalam air. Ia angkat satu kakiku dan dekatkan penisnya ke vaginaku. Dengan ditolong tanganku dan dorongan tubuhnya, masuk penis itu ke vaginaku.
Air makin beriak saat ia mengawali pacuannya yang perlahan-lahan tambah kuat. Kakiku yang satunya ia angkat hingga badanku melayang-layang di air secara bertumpu pada pinggir kolam. Saya mengadahkan muka melihat langit yang mulai senja dan keluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat payudaraku dan menyedotnya dengan gaungs membuatku makin tidak karuan.
Saya melihat ke samping untuk menyaksikan Yessica yang ada sekitaran lima mtr. dari kami, saat ini mereka telah ganti posisi, Yessica duduk di atas pangkuan Pak Joko menggoyang-goyangkan badannya di atas penis Pak Joko yang ketika bersama sedang mengenyot payudaranya. Tangan kiri Pak Joko bergerilya mengelusi punggung dan bokongnya. Taryo benar-benar gagah, walau sebenarnya kan awalnya ia telah mengolah Yessica sampai orgasme berulang-kali. Saya sendiri mulai kelelahan dan 1/2 sadar karena sikatan-sodokan beringasnya. Gesekan-gesekan penisnya dengan dinding vaginaku seperti memunculkan getaran-getaran listrik yang membuatku edan. Mataku furnitureiak-beliak kenikmatan sampai pada akhirnya saya klimaks kembali bersama dengan Taryo. Spermanya yang hangat mengucur isi rahimku.
�Neng.. Neng keluar nih saya!� erangnya panjang sekalian meringis.
Rasanya benar-benar lemas, tubuh seperti mati rasa, mataku semakin berat. Karena mungkin kecapaian di perjalanan atau Taryo yang terlampau semangat, aku juga tidak sadar diri, walau sebenarnya jarang-jarang sekali saya tidak sadarkan diri sesudah bersenggama. Saya sempat rasakan diriku digendong Taryo lantas dibaringkan di tepi kolam, melihat Yessica sedang mengoral Pak Joko yang berdiri berkacak pinggang, kelihatannya mereka mau usai, tetapi entahlah karena saya terburu tidak sadar.
Saya terjaga saat langit telah gelap di kamarku, masih telanjang dan terbujur di tempat tidur. Yessica lah yang menggugahku dengan mengguncang badanku. Ia masih tetap telanjang, hanya ada kami berdua di dalam kamar ini. Saya mengucek-ngucek mataku sekalian menggelinjang.
�Jam berapakah Yes?� tanyaku dengan perlahan.
�Setengah tujuh, mandi yok, gua baru bangun!� ajaknya.
�Entar ah, masih lemas sepuluh menit kembali dech!� jawabku dengan malas dan menarik selimut tutup badan bugilku.
�Ci, handycamnya mana? Saksikan donk hasilnya, bagus tidak?�
�Mm.. Di ruangan tengah kali, paling akhir gua taro sana, lihat aja�
�O iya, Yes.. Sekaligus buatkan air hangat yah, tinggal membuka krannya saja kok, itu automatis!� pintaku saat sebelum ia keluar kamar.
Ia lagi selang beberapa saat dengan bawa handycam dan satu gelas air putih. Kugeser badanku duduk bertumpu ke ujung tempat tidur. Ia meminta saya menghidupkan alat itu karena tidak memahami. Kami melihat hasil rekamanku barusan lewat monitor kecil pada alat tersebut.
�Hot lu Yes bermainnya, talenta menjadi bintang bokep nih!� godaku menyaksikan keliarannya, �By the way, bagaimana hati lu setelah melihat ini?�
�Lega Ci, gua pada akhirnya juga bisa ngebales cowok brengsek itu, agar tahu rasa ia ceweknya bermain sama beberapa orang kaya begini, putus ya putus, gua dah tidak perduli kembali kok� ucapnya berkobar-kobar.
�Sudah donk jangan gairah begitu Yes, horor ah liatnya!� kataku sekalian mengelus-elus punggungnya menentramkan.
�Eh.. Bagaimana airnya, dapat tumpah nih!� kataku tiba-tiba baru ingat limabelas menit selanjutnya karena asyik bercakap sekalian melihat rekaman tersebut.
Kami cepat-cepat ke kamar mandi secara berlari kecil dan betul saja airnya telah melimpah tetapi kelihatannya baru saja karena lantainya belum terlampau banjir. Harus terpaksa kubuang sedikit airnya, lantas kutaburi buble bath dan mengocaknya sampai berbuih. Kusuruh Yessica supaya bawa saja handycamnya kesini supaya bisa menonton sekalian merendam. Hhmm.. Segarnya merendam di air hangat berbuih itu, kelihatannya semua beban sepanjang hari lenyap telah oleh kesegarannya.
Di bathtub kami sama-sama menggosok punggung kami sekalian melihat handycam yang ditempatkan di pinggir bak yang cukup lebar, saya menolong Yessica mengkramas rambutnya yang panjang tersebut. Sesudah dua puluh menitan kamipun menuntaskan mandi kami, kuguyur tubuhku sama air bersihkan busa-busa yang melekat lantas mengelap tubuh dengan handuk. Yessica ke kamar dulu karena saya ingin membuang air kecil dahulu. Saya keluar kamar mandi sekalian mengikat tali pinggang kimonoku, di ruangan tengah saya berpapakan dengan Pak Joko yang baru masuk dari pintu yang ke arah kolam.
�Eh Bapak, Taryo mana Pak, kok tidak kelihatan?� sapaku.
�Oo.. Barusan ucapnya ingin pulang dahulu ke tempat tinggalnya, tidak tahu dech ngapain,� jawabannya, �Tapi kelak ucapnya ingin kesini kembali sekaligus bawain makanan�
Saya lantas meninggalkan dan masuk ke dalam kamarku, di situ Yessica yang tetap menggunakan gulungan handuk di kepalanya sedang memoleskan bodi lotion pada pahanya. Selang beberapa saat kedengar bel mengeluarkan bunyi, Taryo tiba bawa empat buntel nasi uduk, ia katakan barusan ia melihat istri dan orang tuanya dahulu di dusun tidak jauh disini. Kami makan di atas meja makan, tidak begitu sedap sich, tetapi cukup lah buat sekadar ganjal perut.
Di tengah-tengah makan, kedengarlah suara dering HP dari kamarku.
�HP lu tuch Yes, sana gih terima dahulu!� kataku kepadanya.
Yessica segera ke kamar tinggalkan makannya yang masih belum habis sementara kami bertiga melanjutkan makan. Taryo usai paling dahulu, waktu itu Yessica belum juga kembali , lama neleponnya pikirku.
�Saya panggilin Neng Yessi dahulu yah!� kata Taryo sesudah minum airnya sambil mengambil langkah ke kamarku.
Pak Joko telah usai makan, dan saya tidak habis karena nasinya umumnya, tidak sedap juga menjadi bekasnya kubuang. Kami berdua membenahi sendok-garpu dan gelas ke bak cucian, dan buang kertas pembungkus ke tempatnya.
�Yes, ini makannya habisin dahulu donk, dingin kelak!� teriakku kepadanya, �Wah jangan-jangan sang Taryo dah mulai kembali tuch, habis belum keluar-keluar sich�
Kami berdua juga selekasnya ke kamarku dan betul apa kataku barusan. Taryo telah telanjang, duduk selonjoran di tempat tidur dan dekap Yessica yang duduk membelakanginya bertumpu pada badannya. Kimono putih memiliki motif bunga-bunga kuningnya terkuak ke mana saja, payudara kirinya yang terbuka dipencet-pencet dan dimainkan putingnya oleh Taryo. Pahanya lebar terbuka dan dipangkalnya tangan Taryo bermain antara kerimbunan bulu-bulunya, mengelusi dan mengocak dengan jarinya.
Tidak ketinggal pundak kirinya yang terbuka dicupangi olehnya. Yessica cuma mendesah dengan air muka memperlihatkan kepasrahan dan rasa nikmat.
Pak Joko yang terangsang mulai grepe-grepe bokongku dan memulai membuka sisi bawah kimonoku. Tetapi kutepis tangannya.
�Ntar donk Pak, baru makan, masih penuh nih perutnya, tidak enak�
�Ya sudah tidak apapun pemanasan saja dahulu neng, bisa ya� jawabannya sekalian buka pakaiannya sendiri.
Ia menyuruhku jongkok di muka penis hitamnya yang 1/2 ereksi. Aku juga memegang penis itu dan memulai mainkan lidahku, kuawali dengan menjilat-jilati sampai basah kepala penisnya, lantas menciumi sisi batangnya sampai pelirnya. Kantong bola itu kuemut dibarengi mengocak batangnya dengan tanganku.
Perlahan-lahan tetapi tentu benda itu ereksi penuh karena tehnik oralku. Desahan Yessica tidak ada kembali, kulirikan mataku menyaksikannya, rupanya, ke-2 nya sedang asyik berfrech-kiss. Posisi mereka tetap sama, Yessica cuma menggelengkan kepalanya ke samping saja supaya bisa sama-sama memagut bibir dengan Taryo.
Comments are closed.