Cerita Sex DI Entot Saat Bermain Bilyard Super Hot
Singkat kata, hari itu saya sedang kebingungan, karena esok ialah hari akhir waktu pembayaran uang semester, walau sebenarnya kiriman dari orangtua belum sampai ke rekeningku, dan saat terima gajiku masih satu minggu kembali, sedangkan uang tabunganku telah habis untuk kepentingan dan ongkos hidupku setiap hari sampai sore itu saya betul-betul pusing pikirkannya. Pada akhirnya, kuberanikan diri untuk pinjam uang ke klub tempat saya bekerja, tetapi perusahaan tidak bisa merestui permintaanku dengan argumen waktu itu tidak ada dana yang ada karena semua uang yang terdapat telah disetor ke pemiliknya.
Cersex Bergambarg – Malam itu, dengan rasa sedih dan kebingungan, saya beres-beres untuk pulang kembali lagi ke kosku. Waktu itu jam kerjaku sudah usai. Saya jalan lesu dari ruang pegawai, kebingungan pikirkan nasibku esok, saat kusaksikan Lenny telah menantiku di ruangan nantikan
�Gimana Nin? Dapat utang uangnya?� bertanya Lenny.
�Nggak dapat Len.. Tidak apapun dech, esok gua meminta kemudahan saja dari kampus� ujarku dengan suara lemas.
�Elu sendiri, darimanakah.? Tumben singgah kesini?� tambahku sekalian menyaksikan ke arlojiku, waktu itu hampir jam sepuluh malam, tidak umumnya Lenny berani keluar malam-malam, pikirku bingung.
�Gua setelah dari mall di muka, ngecek ATM, siapa yang tahu kiriman gua sudah sampai, buat nalangin bayaran elu, tetapi rupanya belum sampai..� tutur Lenny dengan suara menyesal.
�Thanks sekali untuk usaha lu Len.� ujarku sekalian ajaknya pulang.
Kami berdua jalan melalui ruang billiard. Waktu itu di situ masih tetap ada 4 orang tamu yang bermain didampingi oleh manajerku, mereka ialah beberapa teman dari pemilik klub itu, menjadi meskipun klub itu telah tutup, mereka masih tetap dapat bebas bermain. Saya sebelumnya sempat mohon pamit sama mereka saat sebelum saya jalan lagi ke arah pintu keluar saat mendadak salah seorang pada mereka panggilku..
�Nin.., Temanin kita bermain donk..!� serunya.
�Kita taruhan. Berani tidak?� tambah temannya sekalian lambaikan tangannya ke arahku.
Saya terheran sesaat sekalian melihat bengong ke mereka. Ternyata mereka sedang taruhan, dan mereka ajakku untuk gabung. Wah, bisa nih. Siapa yang tahu menang.., pikirku.
�Taruhannya apa? Saya kembali tidak membawa banyak uang..!� seruku, sedangkan kusaksikan Pak Dicky manajerku, jalan mendekatiku.
�Gampang.., jika kamu dapat menang, satu games kami bayar lima ratus ribu, tetapi jika kamu kalah, tidak mesti bayar, kamu hanya harus membuka pakaian saja, kita bermain sepuluh games.. Sepakat?� hebat salah seorang pada mereka.
Saya terperanjat dengar rintangannya, kulirik Lenny yang waktu itu telah ada di depan pintu keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya, sekalian memberikan pertanda kepadaku, supaya saya segera tinggalkan klub itu.
�Brengsek! Tidak mau..!� ujarku sekalian mengubah badanku. Bisa jadi saya telanjang jika dalam sepuluh games itu saya terus kalah, pikirku dengan sebal. Tetapi mendadak langkahku berhenti saat tangan manajerku meredam bahuku.
�Terima saja Nin, kamu kan kembali perlu uang, apalagi mereka tidak demikian jago kok..!� tutur manajerku berusaha merayu.
�Tapi Pak..!� jawabku dengan suara kebingungan, sebetulnya saya mulai berminat untuk penuhi rintangan mereka, dengan keinginan saya dapat memenangi semua games, apalagi saya betul-betul memerlukan uang itu.
�Sudahlah.! Jika kamu siap kelak saya kasih tambahan uang, apalagi tidak sedap menampik beberapa tamu bos..� katanya sekalian terus merayuku.
�Oke.. Tetapi jika saya terus kalah bagaimana?� tanyaku ke mereka.
�Tenang saja, kamu cuma lepas pakaian saja kok! Kami janji tidak akan melakukan perbuatan beberapa macam..!� hebat orang yang ada terdekat denganku.
�Baik.. Tetapi janji.. Tidak beberapa macam!� jawabku pastikan pengucapan mereka, sedangkan Lenny segera jalan mendekatiku.
�Lu sudah edan apa Nin..! Gua tidak sepakat!� serunya dengan suara geram.
�Tenang saja Len, elu duduk saja di situ, nungguin gua..! Oke?� ujarku sekalian menunjuk ke sofa yang ada di sudut ruang.
�Tapi Nin?� tutur Lenny dengan muka ketakutan.
�Udah, tidak apapun, elu tidak perlu takut..� sanggahhku sekalian tersenyum menentramkan hatinya, pada akhirnya Lenny juga jalan dan duduk di atas sofa itu.
dah lima games jalan, saya menang 2x dan kalah 3x, membuat saya harus melepaskan jaket, blouse dan celana panjang yang kukenakan sampai waktu itu cuma sisa bra dan celana dalam yang tetap menempel di badanku. Janganlah sampai kalah kembali, ujarku dalam hati, 2x kembali saya kalah, karena itu saya akan betul-betul bugil. Pikiranku mulai cemas, sedangkan di sudut ruang, Lenny telah terlihat mulai risau menyaksikan kondisiku.
Tetapi nahas. Udara dingin dari AC di ruang itu membuat saya susah untuk fokus hingga saya kembali kalah pada games ke enam, membuat mereka segera bersorak bising, mintaku agar selekasnya melepaskan bra yang kukenakan. Saya hampir menangis waktu itu, tetapi mereka terus memaksakanku, karena itu dengan hati berat dan malu, pada akhirnya kulepaskan bra yang menempel di badanku, membuat buah dadaku langsung muncul dan terbuka di depan mata mereka yang terlihat melotot waktu melihat badan telanjangku.
�Sudah.. Telah, kita stop saja, saya berserah!� seruku memelas sekalian berusaha tutupi badan sisi atasku, waktu itu saya telah merasa benar-benar malu dan tak lagi tertarik untuk melanjutkan taruhan tersebut.
�Nggak dapat..! Perjanjiannya kan sampai kamu telanjang, baru bermainnya usai..!� protes musuh bermainku, pada akhirnya saya cuma dapat mengikuti tekadnya.
�Buka.. Membuka..!� sorak mereka saat pada games selanjutnya saya kembali kalah dan harus melepaskan celana dalamku.
sudah.. Kita gagalkan saja taruhannya..!� jeritku sekalian raih bajuku dan berlari menjauhi dari mereka, tetapi salah seorang pada mereka dengan cepat menabrakku dari belakang, membuatku terhempas di meja billiard dengan posisi menelungkup dan lelaki itu menindihku di atas.
�Lepaskan..!� teriakku terkejut sekalian meronta semaksimal mungkin, tetapi lelaki itu terus menindihku dengan kuat, membuat saya betul-betul tidak bisa bergerak benar-benar, pada akhirnya saya terkulai kurang kuat tidak memiliki daya sekalian terus menangis.
�Pak dicky..! Tolong saya Pak..!� jeritku sekalian menyapukan pandangan cari manajerku.
Begitu kagetnya saya saat kusaksikan Pak Dicky sedang dekap badan Lenny sekalian tangannya berusaha menanggalkan baju yang menempel di badannya ditolong oleh 3 orang temannya. Bersama dengan itu kurasakan suatu hal mendesak masukke dalam lubang kemaluanku. Ternyata waktu itu lelaki yang ada di atas badanku, akan memerkosaku. Ia menyisipkan tangkai dari antara celana dalam yang kukenakan dan terus memencetnya dengan keras, membuat tangkai kemaluannya semakin terhunjam masuk melalui bibir.
�Jangan.. Ouh..!!� jeritku sekalian berusaha meredam pahanya dengan ke-2 tanganku, tetapi tangkai kemaluannya terus melesak masuk, hingga pada akhirnya betul-betul tenggelam semuanya dalam lubang.
�Jangan keluar dalam, Pak..!� gumamku perlahan sekalian meredam badanku yang bergetar saat lelaki itu mulai memompaku.
�Oke.. Uh.. Ssh.. Kamu elok Nina..!� ceracau lelaki itu saat mulai bergerak dalam badanku.
�Ouh.. Hh..!� desahku lirih.
Saya pejamkan mataku, rasakan getaran yang mulai menjalari semua badanku, saat pemerkosaku menghentakkan badannya dengan semakin cepat, membuat saya mulai terangsang waktu itu, dan tanpa sadar aku juga turut gerakkan pinggulku, berusaha menyeimbangi pergerakannya.
Saya sudah kerap lakukan jalinan tubuh dengan kekasihku semenjak saya masih duduk di kursi SMU, justru kegadisanku sudah terenggut oleh kekasihku saat saya tetap di kelas satu SMA, dan semenjak waktu itu kami teratur lakukan aktivitas sex, hingga kemudian saya pergi meneruskan study di Bandung, dan saat ini saya rasakan lagi kepuasan itu sesudah sepanjang setahun saya sebelumnya tidak pernah kembali bersetubuh.
�Ouh.. Shh. Ah.� desahku sekalian terus menggoyahkan pinggulku.
Sementara di sudut ruang, kusaksikan Lenny sedang berusaha dengan semaksimal mungkin untuk melepas diri dari ke-4 orang yang menggumulinya. Waktu itu kondisi Lenny betul-betul sangat amburadul, baju lengan panjang yang di kenakannya telah lebar terbuka dan nyaris terlepas dari badannya, sedangkan bra yang dikenainya telah terlihat 1/2 terbuka sampai membuat satu payudaranya menyembul keluar.
�Jangan.. Jangan.. Bebaskan.. Tolong..!� jeritnya keras sekalian berusaha meronta dan menantang dengan gigih saat seorang pada mereka mulai mengusung rok panjang yang dikenai oleh Lenny.
�Jangan..! Toloong..!� jerit Lenny semakin keras sekalian menyepak-nendangkan ke-2 iris kakinya saat mereka mulai menggerayangi badan sisi bawahnya dengan buas.
�Hentikann..! Stop.!� teriak Lenny patah semangat sekalian menangis sejadi-jadinya sementara tangannya berusaha meraih ke bawah, coba meredam tangan-tangan yang melolosi celana dalamnya, tetapi pergerakannya ketahan oleh tangan Pak Dicky yang waktu itu terus dekap badan Lenny dari belakang.
Manajerku itu terus memaksakan untuk selalu ada dalam pangkuannya, sekalian kadang-kadang meremas dan permainkan puting buah dada Lenny. Sesaat selanjutnya, 2 orang pada mereka mengusung badan Lenny sekalian renggangkan ke-2 iris kakinya, sedangkan Pak Dicky masih tetap dekap badan Lenny sekalian mulai arahkan tangkai kemaluannya ke antara bibir kemaluan temanku tersebut.
Waktu itu kondisi Lenny sangat menyedihkan, baju sisi atasnya telah terbuka dengan lebar, sedangkan roknya juga sudah terkuak sampai hanya perutnya, dan saya bisa menyaksikan terang, saat badan Lenny terlihat menggelinjang luar biasa saat ke-2 orang yang mengusung badannya itu mulai menurunkannya dengan perlahan-lahan, membuat tangkai kemaluan Pak Dicky melesak masuk ke lubang.
�Ough..! Jangaan..!� jerit Lenny parau sekalian meringis kesakitan saat mulai dipenuhi oleh kemaluan Pak Dicky.
Itil V3
Perlahan-lahan, kusaksikan tangkai kemaluan itu terus melesak masuk hingga kemudian musnah dan tenggelam semuanya dalam lubang kandungan Lenny, waktu itu badan Lenny betul-betul sudah bersatu dengan badan Pak Dicky. Dan Lenny terlihat mengeluh kesakitan sekalian menggelinjangkan badannya.
�Arghh.. Sakitt.., perihh, bebaskan itu dari badanku..!� jerit Lenny dengan napas yang terengah-engah, ia tetap berusaha meronta, saat Pak Dicky mulai bergerak dalam badannya, membuat Lenny semakin menjerit-jerit kesakitan, hingga kemudian badannya terkulai lemas tidak sadar diri dalam pelukan Pak Dicky.
Pak Dicky tetap terus memompa badan Lenny yang tidak sadarkan diri itu secara kasar, demikian kasarnya sampai membuat badan temanku itu turut bergetar dengan luar biasa. Buah dadanya yang lebih besar terlihat menggeletar dan terlontar ke sana kesini saat badannya bergerak turun naik, sedangkan waktu itu aku juga tetap terus dikerjakan oleh lelaki yang memerkosaku, hingga kemudian badanku menegang dengan keras.
�Ohh..!� saya mendesah keras saat sudah capai orgasme, semua sumsum di tulangku terasanya diambil keluar saat saya betul-betul sudah capai pucuk kepuasan, tetapi mendadak saya jadi cemas hebat saat kurasakan lelaki itu berdenyut keras dalam lubang rahimku.
�Jangan.. Jangan di dalamnya..! Bebaskan.. Bajingan..!� jeritku patah semangat saat kurasakan cairan hangat banjiri rongga kemaluanku. Lelaki itu sudah menyembur cairan spermanya dalam lubang rahimku.
Tidak lama kemudian tempatnya telah diganti oleh temannya, dan saya disetubuhi lagi. Sementara di sudut ruang, Lenny juga tetap terus dikerjakan oleh mereka, kusaksikan darah keperawanannya menetes keluar antara bibir, bersatu dengan cairan sperma, saat seorang pada mereka mulai melepaskan lagi lubang Lenny dengan tangkai.
Malam itu, Saya dan Lenny jadi piala bergilir, badan kami berdua dikerjai dan disetubuhi mati-matian oleh mereka. Siksaan itu baru usai waktu saat telah memperlihatkan jam empat subuh. Kusaksikan di depanku tertumpuk beberapa uang pecahan 100 ribu.
Kuraih uang itu sekalian berusaha bangun dan kenakan semua bajuku, kemudian saya jalan dekati badan Lenny yang tetap mendekap di pojok ruang. Waktu itu ia telah siuman dari pingsannya, ia mengeluh kesakitan sekalian menangis meratap kegadisannya yang sudah terenggut paksakan saat malam tersebut. Kurangkul badannya dan menolongnya jalan pulang..
Comments are closed.